Afternoon tea mungkin agak terdengar asing buat telinga orang Indonesia pada umumnya. Apalagi buat mahasisa seperti saya yang lebih familiar dengan warteg yang selallu menyediakan teh di saat afternoon, morning, evening, bahkan midnight wkwk (maklum warteg langganan buka 24 jam, haha!). Akhirnya saya merasakan dan mengerti seperti apa afternoon tea itu yang konon, jaman dahulu, hanya bangsawan saja yang menikmati afternoon tea.
Jadi gini, Dilmah sebagai salah satu brand premium tea asal
Srilanka, mengadakan Dilmah Real High Tea Challenge for café and restaurant.
Tahun lalu sih mereka juga bikin Teal High Tea Challenge, tapi untuk hotel.
Sedangkan tahun ini, saatnya restoran dan café lah yang unjuk kebolehan untuk
mengolah the dan menyajikain tea pairing kepada judges, dilmah team, media/
blogger, serta customer restoran/ café itu sendiri. Kompetisi ini diadakan di
berbagai kota, Bandung jadi kota kedua yang disambangi Dilmah team dan judges.
Sayangnya, pas judges dating ke Bandung, saya malah lagi ada urusan di Jakarta,
jadi ngelewatin D-Day penjurian deh. Katanya seru. apalagi kalau judges kasih
komentar pedas tapi pesertanya berusaha memberi pembelaan, wkwkw. Oh iya , kalau kalian pengen tahu keseruan Real High Tea challenge, boleh loh mampir ke sini
Untungnya, saya masih punya waktu sekitar dua minggu untuk
keliling ke semua resto peserta Dilmah Real High Tea Challenge. Restonya banyak
dan menyebar dari ujung sampai ujung Bandung, mulai dari The Peak Resort Dining
yang ada di Lembang, Cocorico, Porto Restaurant, Kirbs Tea Room, Javana, Chubby
Bunny, L’ Societte sampai OZT Steak Café yang terletak di Bandung bagian Korea
(Kopo Area, jauh pisan, kudu naik pesawat kalau mau kesini). Gak semua resto saya datangi karna
keterbatasan waktu dan kesibukan sebagai mahasisa tingkat akhir. Setidaknya,
ada beberapa resto yang menarik dan membuat saya tergelitik untuk
menceritakannya kepada kalian.
Porto Restaurant
Jl Dr. Setiabudi no 53, Bandung.
Dari semua resto yang sempat saya kunjungi, ini salah satu
yang paling saya suka. FYI, dari awal Porto Restaurant memang membuat konsep
restaurant layaknya kapal yang sedang berlayar. Iya, kapal yang sedang
mengarungi perjalanan kehidupan yang dibagi menjadi tida stage : kelahiran
>> pernikahan >> hari tua. Tanpa merubah value yang diangkat oleh
Porto, di Dilmah Real High Tea Challenge ini mereka menyajikan tiga macam menu
yang syarat akan arti.
Pas denger cerita dari masing – masing menu saya berdecak
kagum “gila, bisa kepikiran sedetail itu!”. Ya, chef dan tim kreatif dari porto
itu semacam pujangga tapi spesialis food and beverages. Semua menu yang
dikeluarkan punya cerita dan rasanya gak ada yang gak enak, sueer!!
Makanan ini melambangkan kelahiran. Makanya presentasinya
pake cangkang telur. Dimana telur itu kan jadi lambing awal kehidupan. Isinya
ada salmon tartar, crispy croutons, dried radish sprouts, telur puyuh yang
kuning telurnya masih cair, dan telur kaviar. What a genius combination and
even taste richer when it’s paired with Lapsang Souchong Tea by Dilmah.
Makannya kudu dari atas sampai bawah, harus kesangkut semua komponennya dalam
satu sendokan. Pas udah masuk mulu, melt quail egg nya bikin si salmon tartar
makin terasa tasty dan crispy croutons nambah tekstur makanan ini sehingga gak
terkesan lemberk. Last but not least, pairing dengan Lapsang Souchong Tea
adalah ide yang super brilian. Menambah sensasi smoky dan bikin salmon ini
seperti bukan salmon mentah. Kecil sih porsinya, namanya juga afternoon tea
(bukan makan siang ala warteg deket kosan), jadi wajar kalau menu yang
disajikan adalah canapé.
Selain Cocotte de Saumon, Porto juga menyajikan Almond Lava
Cake yang dipasangkan dengan minuman Pepper Mint Hopper, Menu ini melambangkan
pernikan yang manis walaupun sometimes harus melewati masa sulit yang
dilambangkan dengan memasukkan unsur dark chocolate yang memberikan sensasi sedikit
pahit pada Almon Lava Cake ini. Seperti hubungan kalau manis terus juga
membosankan kan ? (Sok ngomong soal hubungan padahal sendirinya jomblo :v) Di
lava cake ini, rasa pahit dari dark chocolate malah balancing rasa manis dan
bikin makin enaaa. Pepper Mint Hopper juga mild, pas banget di-pairing sama si
Almond Lava Cake.
Terakhir ada Cod Imperica, melambangkan masa tua yang sudah
gak terlalu neko – neko (maka dari itu platting dan komponennya simpel) namun
meberikan banyak manfaat. Kalau udah tua kan biasanya udah banyak pengalaman,
jadi ntar tinggal menurunkan ilmu, pengalaman, usaha, dsb ke anak cucu nanti,
gitu.. Crème of jasmine yang menggunakan jasmine tea juga sukses menambah cita
rasa dari menu ini.
Berikutnya gak akan sekumplit ngereview porto sih, tapi saya
tergelitik buat nyeritain resto – resto ini karena ada hal “unik” yang patut
diceritakan.
Kirbs Tea Room
Paris Van Java
Mbak Claire ini sudah kayak Tea Expert. Pengetahuannya soal
teh bener – bener luas dan dia gak segan untuk membaginya dengan kita. Pairingnya
sederhana, seperti Osmanthus Earl Gray Tea yang di pairing dengan dessert
seperti Oreo Cheesecake. Yap, bentuknya masih tetep teh, namun dengan proses
brewing, fragrance, atau tambahan natural component lain yang gak ngilangin
cita rasa dari teh itu sendiri. Dari sini saya tahu kalau nge teh itu gak harus
di celupin ke air panas, kita bisa melakukan cold brewing dimana itu bisa
membantu menjaga antioksidan dari teh agar gak mati. Oh iya Kirbs Tea ini juga
berkerja sama dengan Pita Pink, yayasan yang bergerak untuk melawan kanker
payudara. Setiap kamu beli homemade tea bottle, kita juga turut berpartisipasi
dalam membantu penderita kanker payudara. Satu hal yang bikin kamu ketawa
adalah, uang kembalian nya ditaroh gitu aja di luar, jadi semacam “tes
kejujuran” dan setiap hari, uang kembalian ini selalu hilang, haha, what a
shame, tapi salut deh buat idenya!
OZT Steak Café
Taman Kopo Indah 1 Blok Q no 7, Bandung
Saya gak akan bahas steak di sini, soalnya pas saya dating
steaknya udah potongan kecil ala canapé, wkwkw. Rasanya gak lega kalau review
steak tapi ukuran di bawah 200 gram, wkwkw, sekali lagi ini bukan berarti OZT
steak itu pelit, tapi karena memang perarturannya bikin canapé =)). Kalau kamu
pengen makan steak 1 kilo, mereka punya kok, serius!! =))
Back to the competition, ada satu menu Dilmah yang enak banget di sini. Namanya
Save Our Planet!
Dari penampakannya sih, 11-12 sama soil and ice cream yang
dulu sempat nge hits di Bandung. But, that one is totally different! Kamu gak
akan nyangka kalau di bawah “soil” adalah Almond Tea Dilmah yang di mix dengan
ice cream sehingga menghasilkan tekstur seperti smoothies. Walaupun cair, si
“soil” di dalam pot ini gak tenggelem ke bawah. Rasanya seger banget, salah
satu olahan almond tea paling enak yang pernah saya nikmati dalam jangka waktu
dua minggu ini. Harganya 25 ribu aja, dan porsinya cukup besar, bisa buat minum
berdua, tapi berhubung saya doyan, satu porsi S.O.P ini pun ludes masuk ke
perut saya, haha!
Itu dia beberapa pengalaman saya merasakan nikmatnya
afternoon tea dalam rangkaian Dilmah Reall High Tea Challenge. Thanks to Dilmah
yang mengenalkan afternoon tea lewat kompetisi super kece ini. Kini teh punya
tempat lebih daripada sebelumnya. Udah ah, mau belanja dilmah dulu
biar bisa mengaplikasikan pengalaman tea pairing yang udah didapetin setelah
keliling – keliling resto dan café yang ikutan Dilmah Real High Tea Challenge.
Mumpung saya juga udah punya member card, jadi bisa dapet diskon, hihihi.
Sampai ketemu di pengalaman makan lainnya ya!!!
Penasaran banget sama save our planet! Niceeee 😆
BalasHapusenak loh mel ^^!
HapusWajib banget ke korea buat S.O.P
Hapuslove me tender jugak sih. Tapi kudu Yg 250gr. Asa gak lega makan steak canape 😹😹😹
wih mantep photonya put haha :D
BalasHapusGelap. Ternyata pas udah masuk laptop banyak yg gelap. Pusing pala hayati bang 😿😿
HapusWah poto"nya bikin ngiler kak put 😋
BalasHapusWaw Kece banget Save Our Planetnya, jadi kepoooo
BalasHapus